Kemenparekraf Gelar FGD Pembahasan Laporan Akhir Penyusunan Masterplan DTW Pulau Kumala

Jajaran Kemenparekraf/Baparekraf dan Pjs Bupati Kukar di acara FGD masterplan Pulau Kumala
(Foto: Endi)

Direktorat Pengembangan Destinasi II, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemanparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) mendukung dan memfasilitasi penyusunan master plan atau rencana induk Daya Tarik Wisata (DTW) di Pulau Kumala, Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar).

Hal ini disampaikan Direktur Pengembangan Destinasi II, Kemenparekraf/Baparekraf, Bambang Cahyo Murdoko usai membuka Focus Grup Discussion (FGD) pembahasan laporan akhir penyusunan masterplan DTW Pulau Kumala, di Hotel Grand Elty Singgasana, Tenggarong, Jumat (04/10/2024).

"Dalam perencanaan pengembangan destinasi ini, kami berharap bahwa perencanaan itu mulai dari tahapan pembangunan, atraksinya, amenitasnya, dan aksebilitasnya terarah. Sehingga tahapan-tahapan untuk pembangunan itu disesuaikan dengan anggaran yang ada," jelas Bambang.

Lanjutnya, Kemenparekraf mendukung dengan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) sektor pariwisata baik fisik maupun non fisik. Namun ia berharap master plan itu tidak hanya melalui Kemenparekraf/Baparekraf, namun juga bersinergi dan berkolaboraksi antara Pemkab Kukar, Pemprov Kaltim, serta pemerintah pusat melalui Kementerian terkait yakni Kementerian PUPR dan Kementerian ESDM.

"Karena master plan ini diharapkan bisa mengarah ke pariwisata yang berkualitas, berdaya saing, dan yang paling penting adalah berkelanjutan," kata dia.

Berkelanjutan ini sambungnya, adalah dalam hal pengelolaan, sosial ekonomi, budaya dan lingkungan, sehingga bisa diwariskan ke generasi yang akan datang dengan tujuan utamanya adalah menghidupkan kembali Pulau Kumala yang sudah pernah bangkit pada awal tahun 2000an.

"Agar bisa bangkit kembali menjadi sebuah destinasi pariwisata yang bisa meningkatkan lama tinggal wisatawan, dan juga meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat," harap Bambang.

Sementara itu Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Kukar, Bambang Arwanto, mengatakan, Pulau Kumala yang dibangun pada masa kepemimpinan mendiang Bupati Syaukani HR dikisaran tahun 1999-2000 diakuinya jika obyek wisata ini sedikit demi sedikit kehilangan jiwa dan mati suri.

"Saya ingin itu (Pulau Kumala) dihidupkan kembali, dan kita membuat FGD mengenai Blue Print bagaimana untuk membuat rencana aksi kedepan meningkatkan kembali Pulau Kumala ini sebagai destinasi wisata," cetusnya.

Selaku Pjs Bupati Kukar, dirinya berharap bantuan dan petunjuk dari Kemenparekraf dalam memberikan guideance (Bimbingan) untuk menghidupkan kembali Pulau Kumala.

"Sehingga legenda Pulau Kumala yang dulu pernah hidup dan menjadi destinasi wisata terbaik di Kalimantan Timur ini bisa hidup kembali," ucapnya.

Sebagai informasi, penyusunan master plan ini dikerjasamakan dengan Tim Tenaga Ahli dari Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan Institut Teknologi Bandung (P-P2Par ITB) dan Politeknik Negeri Samarinda.

Sedangkan FGD ini sendiri bertujuan untuk menjaring masukan terhadap temuan hasil survey lapangan dan konsep pengembangan (visioning) dari para pemangku kepentingan terkait di Provinsi Kaltim dan khususnya di Kabupaten Kukar. (mmbse)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top