Dukung Pelestarian Bekantan dan Ekowisata, PEP Sangasanga Field Raih Penghargaan Internasional di Kuala Lumpur


Kuala Lumpur – PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field baru saja memenangkan penghargaan internasional Asian Impact Awards 2024 dengan meraih predikat Platinum CSR Leading Impact pada kategori Lingkungan. Penghargaan ini merupakan wujud pengakuan para praktisi CSR terhadap kualitas Program ”Ekowisata Sungai Hitam Lestari – Pariwisata Berkelanjutan untuk Pelestarian Bekantan dan Pemberdayaan Masyarakat” yang dijalankan oleh PEP Sangasanga Field. Penyerahan trofi penghargaan berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 17-18 September 2024.

Kehadiran Asian Impact diinisiasi oleh La Tofi School of Social Responsibility bersama PORTMAN College Malaysia. Inisiatif ini bertujuan mendukung perusahaan atau yayasan yang dimiliki perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas tata kelola bisnis serta inisiatif sosial dan lingkungan agar memberikan dampak positif secara luas bagi masyarakat. Selain memberikan penghargaan, Asian Impact juga berfungsi sebagai lembaga pemeringkatan Environmental, Social, and Governance (ESG) dan pelatihan CSR.

Penghargaan Asian Impact Awards 2024 diberikan berdasarkan hasil penilaian panel ahli yang terdiri dari Ketua La Tofi School of Social Responsibility Ernie Chen; Ketua PORTMAN Education Group – Malaysia Prof. Ibnu Hamad; Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia Aris Darmono; Ahli Keberlanjutan dari La Tofi School of Social Responsibility Rio Zakarias Widyandaru; Pendiri dan Direktur SocialImpact.id Milly Mildawati, PhD.

Program Ekowisata Sungai Hitam Lestari berangkat dari permasalahan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Hitam yang berubah menjadi permukiman, tambak dan perkebunan; penurunan luasan habitat bekantan yang menyebabkan berkurangnya populasi bekantan; penurunan hasil tangkapan ikan dan udang yang mempengaruhi pendapatan nelayan; serta peningkatan angka pengangguran yang mencapai 5,79% akibat keterbatasan lapangan kerja.

Mencermati kondisi tersebut, PEP Sangasanga Field melihat potensi yang dapat dikembangkan, yaitu keberadaan kawasan mangrove Sungai Hitam sekitar 67 hektar yang dapat dimanfaatkan sebagai habitat satwa bekantan. Perusahaan lantas merintis Program Ekowisata Sungai Hitam Lestari dengan mengembangkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Kelurahan Kampung Lama dan menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata baru di Kalimantan yang berdekatan dengan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Head of Communication Relations & CID Zona 9, Elis Fauziyah, menjelaskan bahwa program ini berupaya memadukan rekreasi alam dengan wisata susur sungai; mempelajari alam dengan edukasi satwa, agro dan sejarah Sungai Hitam; serta melestarikan alam dengan kegiatan penanaman dan pembersihan sungai. “Selain aspek lingkungan, program ini telah memberdayakan 37 penerima manfaat langsung yang berhasil meningkatkan kemampuan dan pendapatan kelompok hingga Rp70 juta per tahun dari kegiatan Susur Sungai,” ujarnya.

Program ini juga berhasil melahirkan dua lembaga, yaitu Pokdarwis dan UMKM Sungai Hitam Lestari. Hingga saat ini, Ekowisata Sungai Hitam Lestari telah menarik 1.160 wisatawan baik dari wisatawan lokal maupun mancanegara. Elis menambahkan, program ini telah membantu pelestarian sekitar 400 ekor bekantan di kawasan tersebut, pengurangan 51,04 ton CO2 EQ per tahun melalui pemanfaatan panel surya, serta penyerapan 175,34 ton CO2 EQ per tahun dengan penanaman hutan mangrove.

Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Dony Indrawan menyatakan bahwa keberhasilan program CSR ini merupakan hasil kolaborasi Perusahaan dengan berbagai pemangku kepentingan. “Kami percaya bahwa kesuksesan Program Ekowisata Sungai Hitam Lestari berkat kerja sama antara Perusahaan, masyarakat, dan pemerintah,” jelas Dony.

Dony juga menambahkan, pengembangan program CSR dilakukan di berbagai sektor dengan mengedepankan inovasi sosial dan lingkungan, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif dan sejalan dengan prinsip ESG. Perusahaan mengimplementasikan program CSR di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, serta penanganan bencana untuk mendukung Sustainable Development Goals atau SDGs. ”Melalui inovasi sosial dan lingkungan, fokus kami adalah menciptakan dampak berkelanjutan. Kami juga berkomitmen pada prinsip ESG, serta mengembangkan program berdasarkan pemetaan sosial desa-desa di wilayah operasi untuk memastikan keberlanjutan dan dampak positifnya,” tambah Dony.

Program ini berkontribusi pada SDG Tujuan 1 tentang Tanpa Kemiskinan, Tujuan 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dan Tujuan 15 tentang Ekosistem Daratan, yaitu melindungi, merestorasi dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem dengan penghitungan Social Return on Investment sebesar Rp 2,11. (*)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top