Daftar kasus positif COVID-19 di Kutai Kartanegara (Kukar) kembali bertambah 5 orang. Kasus baru ini diumumkan Kepala Dinas Kesehatan Kukar Martina Yulianti, Kamis (23/07) sore.

1 kasus merupakan karyawan perusahaan migas di kecamatan Anggana, yakni KK-148, laki-laki berusia 40 tahun (asimptomatik) asal Kota Batu yang masuk dalam klaster Tanjung Aju.

3 kasus lagi dari kecamatan Marangkayu, masing-masing KK-149, perempuan berusia 36 tahun (asimptomatik) kontak erat KK-87. Kemudian KK-150, laki-laki, usia 40 tahun (asimptomatik) kontak erat KK-149, dan KK-151, perempuan, usia 61 tahun (simptomatik) kontak erat KK-87.

"KK-149, KK-150 dan KK-151 merupakan klaster senam Marangkayu," kata Yuli yang juga juru bicara gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 Kukar.

Baca Juga: Kontak Erat Positif COVID-19: Marangkayu 2 Orang, Tenggarong Seberang 1 Orang

Lanjutnya, KK-87 yang tengah di rawat di RS Taman Husada Bontang sebelumnya sempat melakukan aktifitas senam hingga akhirnya dinyatakan positif COVID-19.

"Jadi beberapa orang yang tertular merupakan anggota yang mengikuti kegiatan senam. Saat dilakukan senam bisa saja orang-orangnya buka masker, salam-salaman atau berdekat-dekatan, kalau tetap menjaga mungkin tidak separah itu penularannya," ungkap Yuli.

1 kasus lagi adalah KK-152, perempuan, usia 61 tahun (simptomatik) dari desa Jongkang, kecamatan Loa Kulu.

"Ini belum diketahui klasternya dan sedang di tracing. KK-152 bukan merupakan pelaku perjalanan," sambungnya.

Saat ini KK-148 telah menjalani karantina di wisma atlit, KK-149 dan KK-150 menjalani isolasi mandiri.

"Sedangkan KK-151 dan KK-152 telah menjalani isolasi di RSUD Aji Muhammad Parikesit sejak dinyatakan terkonfirmasi positif," rincinya.

Ia juga menyampaikan kabar kesembuhan 8 pasien dengan rincian KK-76, KK-78, KK-81, KK-91, KK-92, KK-93, KK-98 dan KK-100.

"Hingga hari ini kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kukar adalah 152 kasus terdiri dari 66 orang sedang menjalani perawatan, 85 kasus dinyatakan telah sembuh dan 1 kasus meninggal dunia," tambahnya. 

Yuli pun mengingatkan terkait adanya stigma di masyarakat jika COVID-19 hanya menyebar di daerah perkotaan dan tidak sampai ke desa-desa.

"COVID-19 itu ditularkan oleh manusia, jadi dimana ada manusia yang bermobilisasi disitu bisa ada COVID," tegasnya. (end)