kutaikartanegaranews »
Kesehatan
,
News
»
HKN Ke-55: Kukar Launching Gerakan Keluarga Peduli Pencegahan dan Atasi Stunting
HKN Ke-55: Kukar Launching Gerakan Keluarga Peduli Pencegahan dan Atasi Stunting
Launching RagaPantas pada peringatan HKN 55 ditandai pelepasan balon di halaman kantor Bupati Kukar (Foto: Endi) |
Gerakan Keluarga Peduli Pencegahan dan Atasi Stunting (RagaPantas) diluncurkan pada upacara peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55, di halaman kantor Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Selasa (12/11).
Launching RagaPantas ditandai dengan pelepasan balon oleh Bupati Kukar Edi Damansyah bersama Sekda Sunggono, para Kepala OPD, unsur Forkopimda, Sultan Kutai XXI H Adji Muhammad Arifin, disaksikan peserta upacara dari kalangan pelajar, ASN Setkab Kukar, sejumlah dokter dari puskesmas dan rumah sakit.
“Gerakan ini bagian dari penjabaran prioritas nasional yang harus berjalan dengan baik di Kutai Kartanegara, baik secara konsepsional, sistematis, terstruktur dan terukur,” ujar Bupati Kukar Edi Damansyah.
Dikatakannya, leading sector gerakan tersebut yakni Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar bersinergi dengan beberapa dinas perangkat daerah melalui tim yang telah dibentuk.
“Sehingga melalui moment ini, RagaPantas harus berhasil dan sukses di Kutai Kartanegara. Keterlibatan masyarakat dan dunia usaha kami harapkan terus bersinergi dengan baik,” harap Edi.
Raga Pantas sendiri merupakan bagian dari rumah besar pengentasan kemiskinan di Kukar. Dengan demikian diharapkan kualitas kesehatan masyarakat yang telah membaik dapat diberdayakan, sehingga ekonomi keluarganya juga ikut meningkat.
“Mudah-mudahan gerakan ini bisa berjalan di tingkat kabupaten, kecamatan maupun desa, dimana ada 21 desa menjadi locus utama. Harapan kita gerakan ini konsen di 193 desa dan 44 kelurahan di Kutai Kartanegara,” ucap Edi.
Diungkapkannya, stunting terbanyak terdapat di kecamatan Loa Kulu, jumlahnya berkisar sekitar 30 kasus, namun hal ini tengah ditangani dan kondisinya terus menurun. Edi pun meminta perhatian kepada komponen desa maupun kelurahan terkait 1000 hari pertama kehidupan anak.
"Misal di kampung ada ibu-ibu hamil, dipastikan kondisinya sehat, asupan gizinya cukup. Jadi setelah masa pertumbuhan anak sampai usia 2 tahun terus dimonitor," cetusnya.
Stunting adalah kondisi ketika anak lebih pendek dibandingkan anak-anak lain seusianya, atau dengan kata lain, tinggi badan anak berada di bawah standar. Standar yang dipakai sebagai acuan adalah kurva pertumbuhan yang dibuat oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Stunting terjadi karena kurangnya asupan gizi pada anak dalam 1000 hari pertama kehidupan, yaitu semenjak anak masih di dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya asupan protein. (*/end/k2n)
Tidak ada komentar: