Warga Intip Supermoon di Langit Tenggarong
Warga Tenggarong dari berbagai kalangan usia ikut mengamati penampakan supermoon menggunakan teropong Foto: Dok. Kompas Kukar |
Menggunakan dua buah teropong, sejumlah warga dari berbagai kalangan usia secara bergantian mengamati penampakan supermoon atau bulan purnama di halaman Planetarium Jagad Raya, Tenggarong, Selasa (14/11) malam.
Peristiwa yang terjadi pada 14 November tadi malam merupakan fenomena langka karena bulan purnama tahun ini terlihat paling besar dan terang sejak 26 Januari 1948 atau 68 tahun silam dan baru akan terkalahkan pada 25 November 2034.
Menurut salah satu anggota Komunitas Pencinta Astronomi (Kompas) Kukar, Desyana Fitriani, meski supermoon bisa dilihat secara langsung, namun masyarakat bisa mengamatinya menggunakan teropong yang telah dipersiapan.
"Untuk kegiatan pengamatan ini sudah kami sampaikan melalui sosial media, sehingga mereka yang datang bisa melihat langsung detail bulan menggunakan teropong jenis Star Hoc 90-11," terangnya.
Dikatakan Desy, seluruh wilayah di Indonesia termasuk Tenggarong menjadi lokasi ideal untuk mengamati supermoon.
"Ini benar-benar momen langka dan baru akan terjadi 18 tahun lagi, supermoon bisa dilihat sepanjang malam antara Senin malam hingga Selasa pagi dalam kondisi cuaca bagus," ucapnya.
Supermoon, lanjutnya, adalah kondisi di mana bulan mencapai fase purnamanya dan terletak di titik terdekat dari bumi atau disebut juga perigee. Disebut super karena kondisinya yang purnama sempurna sekaligus dengan jarak terdekat, sehingga nampak lebih besar dan lebih terang.
Ditambahkan Desy, selain supermoon, pada 14 desember 2016 mendatang akan ada peristiwa langit berupa hujan meteor Geminid yang termasuk salah satu hujan meteor terbaik dan bisa dinikmati setiap tahunnya di seluruh tanah air.
Tidak ada komentar: