Operasi Pasar Disperindag Kukar Digelar di Empat Kecamatan
Kegiatan operasi pasar di salah satu kecamatan yang digelar oleh Disperindag Kukar (Foto: Istimewa) |
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Kartanegara (Kukar) menggelar operasi pasar barang kebutuhan pokok di empat kecamatan selama Ramadhan 1442 H.
Operasi pasar yang diagendakan 2 kali dalam setahun khususnya pada hari-hari besar keagamaan ini merupakan kerja sama Disperindag Kukar dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan digelar dari 19 April hingga 5 Mei 2021 mendatang.
"Tujuannya untuk menjaga pasokan, kelancaran distribusi dan keterjangkauan harga barang di kecamatan-kecamatan terpencil," terang Kabid Perdagangan Disperindag Kukar Sayid Fathullah kepada media ini, Sabtu (01/05/2021).
Harga-harga sembako cenderung mengalami kenaikan menjelang hari-hari besar keagamaan seperti Ramadhan maupun Idul Fitri, ini menurutnya terjadi karena tingginya permintaan sembilan bahan kebutuhan pokok (Sembako).
"Biasanya ibu-ibu kebutuhan konsumsi di bulan Ramadhan agak tinggi, jadi kita berusaha agar masyarakat diringankan dengan cara pemerintah daerah melalui Disperindag melakukan subsidi biaya transport dan pengangkutan, sehingga masyarakat di kecamatan mendapatkan harga sama dengan yang di kota," kata pria yang akrab disapa Fathul ini.
Operasi pasar di empat wilayah meliputi kecamatan Tabang (Desa Sido Mulyo, Baru, Bilatalang, Muara Pedohon, Umaq Bekuai), Kembang Janggut (Desa Kelekat, Genting Tanah, Hambau, Kembang Janggut), Kenohan ( Desa Kahala Ulu, Kahala Ilir) dan Muara Kaman (Desa Rantau Hampang, Lebaho Ulaq).
"Karena memang transportasi dan desa-desanya jauh, termasuk masalah harga. Pertimbangan itulah mengapa kita adakan di kecamatan yang agak jauh, karena kalau di kota itu pasar maupun toko modern masih banyak," ujarnya.
Kegiatan tersebut sebelumnya telah disosialisasikan melalui pihak kecamatan dan desa. Masyarakat setempat pun sangat mendukung dilaksanakannya operasi pasar ini.
"Bahkan apa yang kita bawa itu kurang karena banyaknya kebutuhan masyarakat, namun karena keterbatasan anggaran dan kita juga menjaga pedagang-pedagang disana tetap hidup, karena bagaimana pun sebelumnya sudah ada pedagang disitu yang menjual sembako," demikian jelas Fathul. (end)
Tidak ada komentar: