Sebagai bagian dari wilayah kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), kota Tenggarong merupakan daerah yang harus diberikan sentuhan pembangunan secara spesifik, khususnya terkait kebijakan pembangunan kewilayahan sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki. 

“Secara bertahap kota Tenggarong didesain menjadi sebuah kota dengan mempertahankan warisan budaya sebagai identitas pembangunan kedepan, dengan branding Tenggarong kota wisata budaya,” ujar Bupati Kukar Edi Damansyah saat menyampaikan pidato pada rapat paripurna dalam rangka HUT kota Tenggarong ke-237, di ruang sidang utama DPRD Kukar, Jumat (27/09). 

Dihadapan anggota DPRD Kukar periode 2019-2024, para Kepala OPD serta undangan yang hadir, ia menyampaikan, Kota Tenggarong akan diupayakan menonjolkan warisan sejarah, tradisi dan budaya lokal sebagai karakteristik masyarakat Kukar. 

“Dalam konteks menyongsong Ibu Kota Negara (IKN) yang baru, kota Tenggarong didesain kedepan menjadi sebuah kota wisata dengan warisan sejarah dan budaya dalam kemasan modern dan berkelanjutan dalam meningkatkan daya saing di Provinsi Kalimantan Timur,” ucapnya. 

Di hari jadi kota Tenggarong ke-237 ini, Ketua DPRD Kukar Abdul Rasyid berharap agar kota yang dikenal dengan sebutan Kota Raja bisa lebih maju lagi dan masyarakatnya lebih sejahtera. 

“Dan Kutai Kartanegara tetap aman sampai kapanpun, karena itu yang terpenting. Selama ini meski didaerah lain ada terjadi konflik, tetapi Kutai Kartanegara tetap aman dan terjaga. Mungkin ini marwah dari pada kerajaan dan Sultan-sultan yang dulu,” katanya. 

Dengan ditetapkannya sebagian wilayah Kukar sebagai lokasi IKN, Rasyid berharap agar kemajuan pembangunan kelak juga diiringi dengan kemajuan sumber daya manusia. 

“Kalau sumber daya kita maju, tentunya daerah kita akan lebih maju lagi,” demikian disampaikannya. (mm-bse)