kutaikartanegaranews »
News
,
Seni - Budaya
»
Digelar 8-15 September, Erau Diawali Khataman Al Qur’an dan Haul Para Sultan
Digelar 8-15 September, Erau Diawali Khataman Al Qur’an dan Haul Para Sultan
Posted by Admin Senin, 02 September 2019 |
News,
Seni - Budaya
Salah satu ritual sakral upacara adat Erau yang dilaksanakan Kesultanan Kutai pada tahun 2018 lalu (Foto: Endi) |
Untuk mengembalikan marwah upacara adat Erau, Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura akan menggelar Erau secara mandiri dari tanggal 8-15 September 2019 mendatang.
Sekretaris Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Awang Yakoub Luthman mengatakan, untuk mengembalikan konteks tata nilai kesultanan pada nilai-nilai Islam, Erau akan diawali dengan khataman Al Qur'an dan selamatan yang dilaksanakan pada Selasa (03/09) besok. "Sorenya (Maghrib) akan ada pembacaan haul jamak untuk para Sultan," ujarnya.
Sementara pada prosesi Pelas Benua, kesultanan akan menggunakan air yang ditempatkan dalam tempayan dan telah dibacakan ayat-ayat suci Al Qur’an. “Artinya kita kembali kepada Allah dan meminta kepadaNya,” ucap Awang.
Prosesi sakral selama Erau akan dipusatkan di keraton Kutai (Kini Museum Mulawarman). Selain itu, juga akan ditampilkan budaya lokal lainnya. Hal ini selaras dengan filosofis Erau yang berarti Eroh atau ramai. “Boleh ada keramaian tetapi keramaian itu menjadi bagian dari pada kepentingan masyarakat lokal juga, sehingga akan didukung dengan Festival Eroh,” ujarnya.
Festival Eroh nantinya akan menampilkan seni tari, menyanyi, hingga lomba bemamai dan belocoan. “Panggungnya kita sediakan di halaman kedaton. Disitulah akan ada tampilan seni masyarakat yang dilaksanakan setiap malam,” kata Awang.
Disela-sela perhelatan Erau, juga akan dilaunching batik dengan motif tambak karang yang menjadi ciri kesultanan Kutai, serta festival kuliner khas Kutai. “Kita nanti akan memperkenalkan nasi bekepor, nasi kerobok dan lain sebagainya. Istilah-istilah itu akan kita munculkan sebagai proses nuansa baru, sehingga kekuatan ekonomi kreatif pada Erau akan kita lakukan,” bebernya.
Seluruh masyarakat, sambung Awang, diundang untuk menyaksikan pembukaan Erau. “Kita akan melihat tarian-tarian kolosal yang simpel dari masyarakat Kedang Ipil, yang mungkin kecil tapi saya yakin akan memberikan proses dan dampak,” tandasnya. (end)
Tidak ada komentar: