kutaikartanegaranews »
News
,
Seni - Budaya
»
Drama Tari Kolosal EIFAF 2017 Dipersiapkan Dalam Waktu 18 Hari
Drama Tari Kolosal EIFAF 2017 Dipersiapkan Dalam Waktu 18 Hari
Posted by Admin Kamis, 13 Juli 2017 |
News,
Seni - Budaya
150 penari yang akan tampil dalam drama tari kolosal EIFAF 2017 berlatih di stadion Rondong Demang Foto: Endi |
Tidak seperti tahun sebelumnya, persiapan tari massal Erau Adat Kutai dan 5th International Folk Art Festival (EIFAF) 2017 terbilang cukup singkat, yakni hanya dalam waktu 18 hari.
"Sebelumnya para penari latihan di halaman Planetarium Jagad Raya, sekarang mulai latihan komposisi di di stadion Rondong Demang, Tenggarong," terang koreografer tari massal Erau, Hariansya Kunjung, Rabu (12/07) sore.
Menurut pria yang akrab disapa Ancah ini, dalam pembukaan EIFAF nanti akan melibatkan sebanyak 150 orang penari. "50 persen penari baru, dan 50 persen lagi diambil dari penari lama," ucapnya.
Dengan kondisi anggaran yang terbatas, Ancah pun berusaha mengatasi berbagai kendala termasuk perlengkapan property, sehingga bisa menyuguhkan penampilan maksimal.
"Apapun kendala berusaha ditangani sendiri, namun atas kebijakan pemerintah daerah, untuk drama tari kolosal didukung penuh oleh PT ABK," ungkap pendiri Yayasan Gubang ini.
Dikatakannya, drama tari yang mengangkat tema Bena Budaya Etam, selain melibatkan kalangan pelajar, juga mahasiswa dan karyawan.
"Tari massal opening EIFAF 2017 konsepnya drama tari kolosal yang ada dialognya, akan tetapi musiknya tidak live. Ini hasil kerjasama Dinas Pariwisata dan Yayasan Gubang Kutai Kartanegara," jelas Ancah.
Ancah pun mengungkapkan, tahun ini seluruh property dibuat langsung oleh penari dari Yayasan Gubang.
"Jadi kami kerja ekstra, selain melatih para penari, malamnya juga membuat property, ini karena terbatasnya anggaran kita," ujarnya.
Sementara untuk kostum yang akan digunakan, sambungnya, terdiri dari kostum dayak, melayu, nusantara dan modern.
"Untuk nusantara akan ada tari kuda lumping yang mewakili Jawa Timur, tari piring Sumatera Barat , dan angin mamiri dari Sulawesi Selatan," kata Ancah.
Ancah pun mengungkapkan, tahun ini seluruh property dibuat langsung oleh penari dari Yayasan Gubang.
"Jadi kami kerja ekstra, selain melatih para penari, malamnya juga membuat property, ini karena terbatasnya anggaran kita," ujarnya.
Sementara untuk kostum yang akan digunakan, sambungnya, terdiri dari kostum dayak, melayu, nusantara dan modern.
"Untuk nusantara akan ada tari kuda lumping yang mewakili Jawa Timur, tari piring Sumatera Barat , dan angin mamiri dari Sulawesi Selatan," kata Ancah.
Untuk diketahui, EIFAF 2017 akan berlangsung dari tanggal 22-30 Juli mendatang, selain menampilkan prosesi sakral kesultanan Kutai, juga akan ada kesenian nusantara, serta kesenian rakyat dari 9 negara. (end)
Tidak ada komentar: