kutaikartanegaranews »
Kesehatan
,
News
»
Dalam Sepekan, 1.500 Pelajar Tes Narkoba di RSUD AM Parikesit
Dalam Sepekan, 1.500 Pelajar Tes Narkoba di RSUD AM Parikesit
Kepala Laboratorium RSUD AM Parikesit dr Edison Harianja saat melakukan pemeriksaan urine pelajar Foto: Endi |
Laboratorium RSUD AM Parikesit Tenggarong Seberang, dalam sepekan terakhir melakukan pemeriksaan urine pelajar yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/SMK.
Setiap harinya, lebih dari 100 pelajar mengantri sejak pagi demi mendapatkan surat keterangan bebas narkoba sebagai syarat yang ditetapkan beberapa SMA di Kutai Kartanegara (Kukar).
"Diperkirakan kita akan memeriksa sampai 3 ribu orang, dan kami sudah memeriksa sekitar 1.500 orang," terang Kepala Laboratorium RSUD AM Parikesit, dr Edison Harianja, Selasa (13/06) kemarin.
Edison menerangkan, dari hasil pemeriksaan, beberapa pelajar dinyatakan positif. "Kalau hasil yang positif kita akan memanggil orang tuanya dan menanyakan obat-obat yang dikonsumsi dalam seminggu ini apa saja," tuturnya.
Menurut dokter berkacamata ini, pelajar yang dinyatakan positif, biasanya mengkonsumsi jenis obat untuk batuk dan pilek.
"Kita akan berikan penjelasan kepada orang tuanya bahwasannya anaknya positif, tetapi bukan mengkonsumsi narkoba, namun akibat dari obat yang diberikan dokter," jelasnya.
"Kita akan berikan penjelasan kepada orang tuanya bahwasannya anaknya positif, tetapi bukan mengkonsumsi narkoba, namun akibat dari obat yang diberikan dokter," jelasnya.
Meski demikian, kata Edison, bilamana orang tua yang bersangkutan tidak mengetahui obat apa yang dikonsumsi anaknya, maka pihaknya akan menanyakan secara langsung kepada anak tersebut.
"Seperti tahun lalu ada yang positif mengkonsumsi amphetamine, orang tuanya kita panggil dan kami berikan edukasi," ungkapnya.
Pihaknya juga memberikan catatan khusus kepada pelajar yang positif amphetamine dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, sehingga yang bersangkutan bisa tetap melanjutkan sekolah.
Ditambahkannya, tes narkoba akan dilaksanakan hingga 15 Juni 2017, setiap pelajar dikenakan biaya sebesar Rp 125 ribu untuk lima panel pemeriksaan.
"Tapi ada kebijakan manajemen rumah sakit menggratiskan bagi pelajar yang tidak mampu, tetapi tahun ini belum ada yang menyatakan tidak mampu," beber Edison.
Selain Tenggarong, pelajar yang datang mengikuti tes narkoba ada yang berasal dari kecamatan Kota Bangun, Muara Muntai, Kembang Janggut dan Tabang.
"Hampir dari seluruh kecamatan ada, umumnya mereka ini akan melanjutkan sekolah di Tenggarong," ujar Edison. (end)
Tidak ada komentar: