kutaikartanegaranews »
Bisnis
,
Bisnis - Ekonomi
,
News
,
wirausaha
»
Usaha Penangkaran Kepiting Bakau Perlu Perhatian
Usaha Penangkaran Kepiting Bakau Perlu Perhatian
Ramlan saat berada di penangkaran kepiting bakau miliknya di desa Muara Badak Ulu, Kecamatan Muara Badak Foto: Fairuz |
Terkena PHK tak membuat Ramlan berdiam diri, warga desa Muara Badak Ulu, Kecamatan Muara Badak ini justru terpacu menggeluti bisnis penangkaran atau penggemukan kepiting bakau dengan hanya bermodalkan uang Rp 5 juta dari hasil gajinya saat bekerja di perusahaan Migas.
"Uang sebesar itu modal untuk pembuatan keramba sama pembelian bibit kepiting. Kalo pengadaan bibinyat kerja sama dengan pengumpul besar bibit kepiting disini," ujarnya saat ditemui baru-baru ini.
Menggunakan lahan seluas empat hektar, Ramlan mulai menekuni usaha tersebut sejak beberapa bulan lalu, sejumlah keramba jaring apung pun digunakan untuk penangkaran kepiting bakau berjenis hitam dan putih.
Dikatakannya, bibit kepiting bakau dibelinya dari para pengepul dengan harga Rp 30 ribu per kilogramnya dan dipelihara dalam keramba jaring apung selama sepuluh hari. Dalam jangka waktu itulah ukuran kepiting akan lebih besar.
"Kondisinya juga jauh lebih bersih, karena kepiting yang memiliki capit besar ini tidak bersentuhan langsung dengan tanah," ucapnya lagi.
Sementara untuk keramba jaring apung yang digunakannya berukuran 4x4 meter persegi dan dalam satu jaring berisikan 20 kilogram bibit kepiting bakau. Namun demikian saat ini hanya beberapa saja yang berisi benih lantaran keterbatasan modal.
Menurutnya, dengan menggunakan keramba jaring apung, teknologi ini mampu mendongkrak harga kepiting bakau dari Rp 70 ribu hingga Rp 150 ribu, namun harganya tergantung ukuran kepiting yang dijual.
Jika diamati usaha yang digeluti Ramlan serta ketersediaan lahan dan sumber daya manusia yang ada, maka keterlibatan pemerintah daerah maupun pihak swasta sangat diharapkan bagi para penggiat usaha di kecamatan Muara Badak, salah satunya dengan cara memberikan pelatihan maupun modal usaha.
Dengan demikian, kecamatan yang berada di wilayah pesisir ini bisa menjadi pusat penangkaran atau penggemukan kepiting bakau, sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar di Kalimantan Timur dan Kutai Kartanegara khususnya. (end/fz)
Tidak ada komentar: