kutaikartanegaranews »
Bisnis
,
Bisnis - Ekonomi
,
News
»
Pengrajin Alat Musik Tingkilan Pajang Karyanya di Pulau Kumala
Pengrajin Alat Musik Tingkilan Pajang Karyanya di Pulau Kumala
Pengrajin alat musik tingkilan ini memajang karyanya di stand UKM pulau Kumala selama MTQ berlangsung Foto: Endi |
Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-38 tingkat provinsi Kalimantan Timur di Tenggarong telah dibuka pada Minggu (22/05) lalu. Selain menggelar lomba yang diikuti oleh kafilah dari 10 Kabupaten/Kota, Panitia juga menggelar bazaar dan produk UKM di 2 lokasi yakni kawasan Monumen Pancasila dan pulau Kumala.
Seperti yang terlihat di pulau Kumala, beberapa kelompok usaha kecil menengah (UKM) nampak memajang hasil buatan tangannya untuk dijual kepada pengunjung. Salah satunya milik pengrajin alat musik gambus bernama Sarjani (64).
Pria asal desa Sebulu Ulu, Kecamatan Sebulu ini merupakan pengrajin gambus atau alat musik petik tradisional khas Kutai yang digunakan untuk kesenian tingkilan. Keterampilan membuat gambus ternyata diperolehnya secara otodidak.
"Awalnya hanya melihat orang yang membuatnya. Lama kelamaan setelah dipelajari akhirnya bisa membuat sendiri," tuturnya kepada media ini, Selasa (24/05) pagi.
Ia mulai menggeluti pembuatan gambus sejak tahun 1982 sampai 1999. Namun pada tahun 2000 Sarjani banting setir menjadi pengusaha kayu. Usaha ini ternyata mendatangkan rezeki hingga dirinya bisa menunaikan ibadah haji.
"Tapi karena usaha kayu mulai sepi, akhirnya tahun 2015 hingga sekarang saya mulai membuat gambus lagi," sambungnya.
Sarjani mengatakan, Gambus yang dibuat menggunakan bahan dari batang pohon nangka yang diperoleh dari kebunnya sendiri. Bahan lainnya berupa kulit kambing yang telah dikeringkan serta tali nylon yang berfungsi sebagai senar untuk memainkan irama tingkilan.
"Proses pembuatan satu buah gambus memakan waktu hingga 10 hari, yang sulit itu membuat gagang gambus," jelasnya. Karena pembuatan gambus ini cukup rumit dan memakan waktu, maka satu buah gambus dijual Sarjani seharga Rp 1 juta.
Untuk pemasaran lanjutnya, biasanya ada pembeli yang datang ke rumahnya di desa Sebulu Ulu. Hasil karyanya ini juga pernah di pamerkan pada pelaksanaan MTQ tingkat Kabupaten Kukar di kecamatan Sebulu belum lama ini.
Selama 2 hari berada di pulau Kumala, Pria yang sudah dikarunia 7 orang cucu ini mengaku belum ada pembeli."Masih sepi belum ada yang beli, Mudah-mudahan nanti ada yang berminat," ucapnya. (end)
Berapa harga gambus kita ni busu..?!
BalasHapusMinat saya ni, untuk mama saya..
Brpa harga gambus ini
BalasHapusDimana alamatnya?
BalasHapusAlamat bapaknya dmn? Ada no hp kah?
BalasHapus