kutaikartanegaranews »
Bisnis - Ekonomi
,
Ekonomi
,
News
»
Pengrajin Kursi Banmo di Bukit Biru Butuh Perhatian Pemkab Kukar
Pengrajin Kursi Banmo di Bukit Biru Butuh Perhatian Pemkab Kukar
Katimin pengrajin Banmo (Ban mobil) bekas menghasilkan karya unik yang mempunyai nilai jual ekonomis Foto: Endi |
Sentra kerajinan Banmo (Ban mobil) terletak di RT 14 kelurahan Bukit Biru, Kecamatan Tenggarong. Di tempat inilah seorang pria bernama Katimin (41) menghasilkan karya unik berupa kursi dan meja yang dibuat dari ban bekas.
Usaha yang dirintis pada pertengahan tahun 2015 lalu, dinaungi oleh bank sampah mandiri yang didirikan masyarakat setempat. Saat ini sudah ada 5 set kursi yang dipasarkan. Pembelinya berasal dari kota Tenggarong serta warga sekitar.
Katimin mengatakan, Proses pembuatan satu set kursi membutuhkan waktu satu minggu hingga 10 hari dan dikerjakan secara manual."Dalam satu set itu terdiri dari empat kursi dan satu meja. Sedangkan proses pengerjaan satu kursi memerlukan waktu 1 sampai 2 hari," tuturnya saat ditemui media ini di kediamannya.
Untuk pembuatan satu kursi lanjutnya, diperlukan empat buah ban mobil serta bahan penunjang seperti kayu penopang, baut, lem perekat, cat, serta bantalan untuk sandaran dan tempat duduk. Namun saat ini ia mulai kesulitan mendapatkan ban mobil bekas sebagai bahan utama."Sekarang ini cari ban mobil bekas sudah agak susah," ujarnya.
Dibantu satu orang pekerja, pengerjaan kerajinan ini bukannya tanpa kendala. Menurut pria yang juga berprofesi sebagai petani ini, untuk memotong ban mobil ia terpaksa menggunakan alat pemotong sederhana.
"Sementara ini hanya manual menggunakan cutter, yang penting tajam dan bisa dipakai untuk mengiris. Kalau ada mesin bisa lebih cepat, rapi dan gampang dipotongnya. Tapi karena harga mesinnya mahal, saya hanya menggunakan alat pemotong seadanya," tuturnya.
Meskipun tak ada order, Katimin setiap harinya tetap mengerjakan pembuatan kursi banmo. Satu set kursi yang sudah jadi dibandrol seharga Rp 1,6 juta. Meskipun keuntungan yang didapat tak banyak, Namun dengan harga jual sebesar itu setidaknya bisa menutupi biaya untuk pembelian bahan-bahan serta upah pekerja.
Dirinya berharap, kedepannya sentra kerajinan Banmo mendapat perhatian dari Pemkab Kukar."Mudah-mudahan pemerintah daerah tahu kalau kerajinan dari sampah ban mobil ini mempunyai nilai jual yang bisa dijadikan pendapatan warga. Kami berharap ada bantuan untuk kelanjutan usaha ini, baik dari segi modal maupun pemasaran," ucap Katimin. (end)
Terima Kasih Atas Liputannya,Semoga pihak terkait segera memberikan apresiasi dan menindak lanjuti terhadap kegiatan kami.
BalasHapussilahkan kunjungi web site kami http://rt14bukitbiru.96.lt/
Terima Kasih Atas Liputannya,Semoga pihak terkait segera memberikan apresiasi dan menindak lanjuti terhadap kegiatan kami.
BalasHapussilahkan kunjungi web site kami http://rt14bukitbiru.ml/